Catatan Kecil dari Medan
“Kenapa setting cerita harus Medan dan Batam? Kisah pribadi?”
“Kenapa menulis novel harus memiliki misi atau moral story?”
Itu adalah sebagian kecil pertanyaan yang dilontarkan pengunjung Gramedia Medan Mall dan Gramedia Sogo di Medan dalam acara Launching novel Life Begins at Fatty.
Jika ditanya kenapa, maka akan kujawab balik: Kenapa tidak? Sebagai orang yang sudah menghabiskan hampir 20 tahun di Medan dan 5 tahun di Batam, wajar jika aku menganggap kedua kota itu adalah kotaku. Dan membuat kota tersebut sebagai setting cerita, hanyalah sebagian kecil yang bisa kuperbuat untuk mengenalkan kedua kota tersebut. Mungkin dalam LBAF, usaha tersebut belum maksimal. Namun suatu saat, ntah kapan, aku ingin orang mengenal tempat-tempat yang lebih spesifik di Medan secara lebih pribadi, dan mengenal Batam dalam konteks yang lebih positif.
Idealisme? Ntahlah. Meskipun ada orang yang sempat melontarkan pernyataan (untuk hal yang berbeda, bukan setting) :”Kita tidak boleh semata-mata memikirkan idealisme. Namanya saja bisnis, harus memikirkan profit juga!”
Akhirnya seperti yang sering kuungkapkan:”Saat sebuah buku itu terpajang di toko buku, dia tidak hanya membawa nasib si penulis, tapi terkait didalamnya si penerbit, toko buku, editor, desainer grafis dan banyak lagi orang yang terlibat didalamnya, sehingga mau tak mau, idealisme dan profit harus sejalan. Dan itu manusiawi!”
Namun 1 prinsip yang tak boleh lekang: Adalah suatu kesia-siaan jika suatu karya dihasilkan tanpa membawa manfaat, lebih sedih jika justru membawa mudharat.
Note: Terima Kasih untuk tim Grasindo Medan atas kerjasama yang keren selama acara di Medan, toko buku Gramedia Medan Mall dan Sogo, Batam Pos (atas acara Menulis tak sulit untuk adik-adik SMP dan SMU di Batam. Bravo!), Iwok (resensi novelku di Batam Pos), dan semua yang hadir dan mendukung acara launching LBAF di Medan serta adik-adikku peserta Pelatihan Menulis tak Sulit di Batam Pos. Keep it up!!!
Warm Regards,
Syafrina Siregar
8 Comments:
At 7:40 PM, Hannie said…
menurutku, novel2 sekarang harusnya memang berseting di luar jakarta!
sekarang novel sedang booming, saat yang tepat juga buat menggali kreativitas lebih dalam. indonesia tu gak cuma jakarta. ya ga?
kalo seting luar negri, weleh males banget, kek nonton sinetron aja. :D kecuali kalo emang bisa rasional en relevan ama jalan ceritanya.
alasan lain, gak ada salahnya kok (kan) untuk berpartisipasi memajukan daerah asal penulis novel. ini juga ga berdasar chauvinisme kok. tapi emang lebih bagus aja kan kalo sebuah cerita dibuat oleh orang yang cukup memahami latar belakang seting novel itu.
halah! panjang amirrr comment gua! haha
selamat ya novelnya, mbak!
At 11:26 PM, Iwok said…
wah ... artikelku di batam pos jadi header! Thanks ya Na.
At 4:29 PM, dwiAgus said…
Pas launch bukumu itu, kami (saya dan clodi) di Gramedia MedanMall juga loh, dan melihat acaramu itu dan kami dari kejauhan kmai cuman mengamati kamu dicecar seorang penanya dengan antusiasnya,...
sayangya kami tak sempat say hi.
sukses lah ya,...
At 1:21 PM, Anonymous said…
Waduh nyasar sampe ke meda nnih....... :D horas..!!!
At 4:37 PM, Anonymous said…
WIIIIH, selamat dan sukses yah! a good novel deserve that kindof good publicity too
At 9:12 AM, Linda said…
setuju sama mbak nana, kalo bisa novel2 itu sekalian mempromosikan pariwisata yg ada di indonesia. tentang medan saya hanya tau makanan atau minumannya aja salah satunya terong belanda :) sukses ya mbak
makasih supportnya
At 7:24 PM, Anonymous said…
ko ga ada yg nanya: kapan undangan dicetak?
awas aja klo undangan ga nyampe belanda. *geleng2*
At 7:10 PM, Diva said…
he eh ya Na,aq jg..asli sumut,gede di sby,masa berkembang dewasa di btm,aku selalu merasa orang sby dan btm,pdhl aku asli btk/sumut :)
ampe skrang ttp suka rindu sby & btm
btw,akhir bln aq di btm,mo beli bukunya :D,maybe qt ketemu disana,aq tinggal di nagoya permai.
salam kenal
mbem
Post a Comment
<< Home